Cara Menghadapi Suami Suka Judi Slot Online
Fimela.com, Jakarta Kita hidup di era digital, di mana smartphone, tablet, dan komputer telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Tentu dengan adanya tekonologi yang semakin berkembang dapat memudahkan kita dalam melakukan banyak hal. Namun, perlu kita sadari bahwa kita juga perlu memiliki kendali dalam menggunakan teknologi tersebut. Jika tidak, maka kita akan mengalami beberapa masalah baik itu untuk kehidupan sosial atau bagi kesehatan tubuh kita.
Terlalu asyik dengan dunia maya bisa menjauhkan dan merusak hubungan sosial kita baik itu dengan teman, keluarga atau bahkan dengan pasangan. Tak sedikit beberapa pasangan mengeluh tentang pasangan mereka yang terlalu malas dan suka menghabiskan banyak waktu bermain gadget. Tapi tenang, Sahabat Fimela bisa mengatasi permasalah tersebut dengan beberapa tips berikut dari FIMELA. Penasaran? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.
Hindari ikut marah saat bertengkar
Jika sejak awal Mama memang sudah memahami bahwa Papa punya sifat yang mudah marah dan emosi saat bertengkar, maka ada baiknya untuk mengalah sesaat. Tidak bijaksana jika Mama justru ikut marah dan menanggapi sikap suami dengan emosi.
Jika Mama menghadapi serangan verbal dengan tetap rileks dan tenang, suami kemungkinan akan malu dengan perilakunya, merenung untuk memperbaikinya, dan lebih menghargai Mama.
Sebaliknya, jika Mama justru ikut berapi-api dan tidak mampu bersikap tenang, pertengkaran justru akan terjadi semakin besar. Bukan tidak mungkin juga Mama akan menjadi pelampiasan emosi Papa yang sedang menggebu-gebu.
Hargai dan hindari menyalahkannya
Salah satu penyebab mengapa suami sering emosi saat bertengkar adalah perasaan tidak dihargai. Termasuk dalam urusan pekerjaannya.
Cobalah untuk mencari tahu apakah ia sedang memiliki masalah di kantor. Ya, mungkin sebagian besar dari kemarahan suami muncul dari rasa kurangnya kontrol dalam pekerjaannya.
Misalnya kemudian di waktu yang bersamaan Mama sedang mengeluh tentang gajinya yang tidak cukup untuk kebutuhan hidup, maka bisa jadi hal ini akan memicu amarahnya.
Rasa bersalah juga akan memperdalam frustrasinya, sehingga Papa mudah lebih mudah terpancing emosi dan mudah marah. Jadi, cobalah melihat situasi saat berbicara tentang keuangan, perhatikan apakah sedang ada masalah yang dimiliki oleh Papa di tempat kerja.
Jangan Pernah Takut untuk Pergi
Perempuan sering kali takut meninggalkan pertengkaran yang memanas karena tahu betul bahwa itu mungkin berakhir dengan kekerasan fisik. Meskipun terbukti bahwa kamu menghargai pasangan, kamu harus lebih memperhatikan keselamatan diri sendiri dan pergi tepat waktu sebelum pertengkaran itu berujung pada perkelahian.
Jika kamu telah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan seksual dalam pernikahan, maka kamu harus menghubungi pihak berwenang setempat untuk meminta bantuan. Jangan pernah takut berjalan menjauh dari situasi yang buruk, karena kamu dapat membangun kembali hidup menjadi lebih bahagia.
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam setiap hubungan rumah tangga, pertengkaran pasti akan ada, Ma. Namun yang terpenting adalah menjaga agar pertengkaran yang ada tidak merusak kualitas hubungan antara suami dan istri.
Terlebih jika suami memiliki temperamen tinggi dan mudah marah, jika Mama tidak bisa bersikap tenang, situasi ini justru bisa membuat pertengkaran menjadi besar.
Oleh sebab itu, Mama perlu memiliki tips jitu untuk menghadapi suami yang mudah marah dan emosi. Apa saja, ya? Berikut Popmama.com berikan tahapan cara-cara menghadapinya:
Penyebab Suami Selingkuh
Suami selingkuh biasanya tidak terjadi begitu saja. Ada berbagai alasan atau faktor yang menjadi alasan di balik suami selingkuh, di antaranya:
Selain faktor di atas, suami selingkuh juga bisa disebabkan oleh masalah psikologis, seperti kecanduan seks, atau memang karena rasa cinta telah pudar. Karena alasan suami selingkuh bisa bermacam-macam, kamu sebaiknya tidak langsung menyalahkan dan menghakimi diri sendiri ketika hal ini terjadi, ya.
Terkadang, sebaik atau sehebat apa pun dirimu, kesetiaan suami merupakan hal yang tidak bisa kamu kontrol, terlebih jika dia memang memiliki tabiat suka mendua.
Jangan Salahkan, Ajak Bicara
Jangan langsung menyalahkan suami atas kecanduannya dengan gadget. Alih-alih, ajak dia bicara dengan lembut. Tanyakan bagaimana perasaannya terkait penggunaan gadget yang berlebihan dan apa yang mungkin membuatnya terlalu terlibat dalam dunia maya.
Mungkin wajar jika kamu ingin menyampaikan kesedihan kepada ibu mertua atau mungkin ipar perempuan. Namun, mungkin saja mereka belum pernah menyaksikan sisi suamimu yang seperti itu. Oleh karena itu, penilaian mereka mungkin kabur dan dalam kasus terburuk, mereka mungkin menolak untuk mempercayaimu ketika kamu berbicara tentang masalah kemarahan suamimu. Oleh karena itu, kamu harus memiliki sistem pendukung dari teman atau kerabatmu sendiri di luar nikah yang dapat kamu percayai.
Sederet Cara Menghadapi Suami Selingkuh
Kendati tidak mudah menghadapi suami yang telah berselingkuh, ada beragam cara yang bisa kamu lakukan sebagai seorang istri:
Hal pertama yang perlu dilakukan saat menghadapi suami selingkuh adalah coba menenangkan diri sendiri. Jangan membuat keputusan di saat kamu sedang emosi dan marah karena kondisi tersebut bisa membuatmu jadi tidak bisa berpikir jernih.
Di momen ini, kamu boleh kok menyendiri dan menangis sepuasnya atas perasaan kecewa dan terluka yang dirasakan. Setidaknya, cara ini bisa membuat perasaanmu sedikit lega. Jika sulit memendamnya, kamu bisa menceritakan masalahmu ke orang terdekat yang kamu percayai atau bahkan ke psikolog.
Setelah perasaanmu lebih tenang, cobalah untuk mengumpulkan bukti-bukti perselingkuhannya. Caranya bisa bermacam-macam, mulai dari merekam perbincangan suamimu dengan selingkuhannya atau screenshoot percakapan di ponsel.
Kamu juga bisa mencari informasi dengan bertanya kepada orang lain yang mungkin mengetahui tentang perselingkuhan suamimu. Bukti ini perlu dikumpulkan agar suamimu tidak bisa mengelak atau mencoba gaslighting. Setelah mendapatkan cukup bukti, tentukan waktu dan tempat yang nyaman untuk berbicara dengannya.
Jika sudah tenang dan bisa mengontrol emosi, cobalah untuk mengajak suami membicarakan permasalahan ini dengan jujur dan terbuka. Tanyakan mengapa ia melakukan hal tersebut. Mintalah suamimu untuk mengutarakan semua hal yang ia sembunyikan selama ini.
Kamu juga bisa menyampaikan perasaanmu terhadap suami. Namun, hindari untuk menggunakan kata kasar dan menyudutkannya, ya. Hal ini karena cara tersebut justru hanya memancing emosi kalian berdua dan justru menimbulkan pertengkaran.
Setelah mengetahui alasan di balik perselingkuhan suami, cobalah untuk mencari solusi bersama. Jika alasan suami selingkuh karena pekerjaan yang menyebabkan pernikahan jarak jauh, cobalah untuk berkompromi. Misalnya, dengan berupaya untuk mencari pekerjaan baru yang jaraknya lebih dekat atau kembali tinggal bersama.
Apabila perselingkuhan disebabkan oleh kebiasaan suami bermain aplikasi kencan online, mintalah suami untuk berhenti bermain aplikasi tersebut dan hapuslah. Jika alasannya berselingkuh adalah karena hubungan kalian renggang, cobalah lebih banyak meluangkan waktu berdua dan bicara dari hati ke hati.
Ingatkan suami terkait komitmen pernikahan kalian. Jika suami menyesal dan ingin memperbaiki pernikahan, cobalah untuk memberinya kesempatan sekali lagi. Apabila memungkinkan, mintalah ia untuk memutuskan kontak dengan selingkuhannya dan berikan ia waktu untuk menyelesaikan hal tersebut baik-baik.
Jika kalian telah memiliki anak, hindari untuk melibatkan anak ke dalam permasalahan kalian berdua, ya. Usahakan untuk tidak bertengkar di depan Si Kecil. Dengan begitu, anak pun tidak terbebani dengan permasalahan orang tuanya.
Mendapati kenyataan bahwa suami tidak setia memang bukanlah hal mudah. Namun, jika kamu merasa rumah tangga layak untuk diperjuangkan dan tidak ingin berujung pada perceraian, cara menghadapi suami selingkuh di atas layak dicoba.
Akan tetapi, jika semua cara di atas sudah dilakukan tetapi perselingkuhan tetap berulang, serta rumah tangga makin tidak sehat dan mengarah pada toxic relationship, jangan ragu untuk meminta bantuan dari psikolog. Kalian berdua juga bisa menjalani konseling pernikahan agar hubungan kembali harmonis.
Tahu kapan harus mencari bantuan
Meski ada baiknya Mama bersikap tenang, namun Mama tetap harus tahu kapan waktunya mencari bantuan. Dalam hal ini, bisa saja bantuan dari anggota keluarga lain, maupun bantuan dari tenaga profesional.
Jika sikap emosi yang ditunjukkan Papa sudah membuat Mama tidak bahagia, kaji ulang situasi yang ada dan pikirkan apakah Mama memerlukan bantuan atau masukan dari orang lain.
JIka Papa tak bisa kunjung mengendalikan emosi, mungkin juga ia memerlukan bantuan dari psikiater untuk membantunya. Ingat, saat ada banyak kemarahan di rumah, semua orang di dalamnya akan turut merasakan, lho. Mulai dari Papa, Mama, dan bahkan anak-anak.
Bersabar dan tunjukkan kasih sayang
Di bawah amarah biasanya terletak emosi yang lebih dalam dan lebih rentan seperti ketakutan, kesedihan, atau rasa sakit, yang mungkin kurang dapat diakses oleh suami.
Untuk waktu yang singkat, kemarahan pun dimanfaatkan sebagai perisai pelindung dan membuatnya merasa kuat serta mengendalikan segala sesuatu. Namun seringkali dalma jangka panjang situasi ini juga menyakitkan bagi para suami.
Inilah sebabnya mengapa penting juga bagi Mama untuk tetap bersabar dan coba mendengarkan apa penyebab rasa emosi itu ada.
Kesabaran dapat berfungsi sebagai penangkal kemarahan di dalam diri Mama dan juga Papa. Salah satu wujud dari sikap sabar adalah dengan menunggu, tidak berbicara atau melakukan apa pun yang mungkin bisa reaktif atau menyulut emosi Papa.
Tunggu sampai suami tenang
Saat pertengkaran sedang terjadi dan suami mulai emosi, jangan biarkan Mama ikut terbawa emosi. Berikan waktu dan jeda untuk suami menyampaikan amarahnya.
Tubuh memiliki sistem metabolisme sendiri, termasuk saat mengendalikan emosi. Biasanya dibutuhkan waktu sekitar 15-20 menit bagi tubuh agar efek adrenalinnya bisa mereda.
Nah, setelah itu biasanya emosi akan mulai mereda dan tak lagi meletup-letup, Ma. Inilah waktu yang tepat bagi Mama untuk angkat bicara dan berupaya menenangkan suami.
Apabila Mama ikut emosi dan marah-marah saat adrenalin suami masih tinggi, bukan tidak mungkin hal ini justru membuatnya akan menjadi semakin emosi. Pertengkaran pun tak kunjung akan menemukan solusinya.